Pemain Utama:
Christy Saura Noela Unu (Christy ChiBi)
Yefani Filliang (Felly ChiBi)
Kevin
Pemain Lain:
Orang tua Felly & Christy.
Teman-teman Felly & Christy.
EPISODE 2:
Diam-diam Felly masuk ke kamar Christy. Entah apa yang ia akan lakukan. Dan saat melihat ke meja belajarnya, Felly melihat sebuah surat di tumpukan file-file. Tiba-tiba Felly meneteskan air mata.
EPISODE 3.
(Isi surat)
" Aku ada dan aku terlahir untukmu. Kau ada dan kau terlahir untukku.
15 tahun kita bersama.
15 tahun aku tersenyum untukmu.
15 tahun kita berada dalam suka maupun duka.
Tak pernah ada satu pun niat ku untuk menjatuhkan mu.
Aku selalu mendukungmu meski kau tak peduli.
Hal yang paling ku sesali jika kau marah padaku.
Rasanya seperti seperti kopi tanpa gula.
Seperti hujan tanpa pelangi.
Semua itu tak akan semanis dan seindah itu.
Entah apa yang harus aku lakukan lagi.
Aku berharap kau selalu bersama ku sampai selama-lamanya.
Karena perbedaan kita lah kita ada.
Dan karena perbedaan kita,
Cinta kita ada.
With love,
Christy. "
Satu demi satu air mata Felly menetes. Felly merasa apa yang Christy lakukan untuknya, hanyalah sia-sia. Ia tak pernah membalas kebaikan Christy. Jangankan kebaikan, tersenyum untuk Christy mungkin jarang. Felly sadar. Christy memang pantas di cintai banyak orang. Sebab Christy memang anak perempuan yang cantik dan mulia. Sungguh menyesal Felly atas perbuatannya selama ini.
Felly bergegas menaruh kembali surat itu dan mengelap air mata lalu keluar dari kamar Christy diam-diam. Ia terus menangis. Sedih. Sebab orang yang selalu menyayangi dan men-Support dia selama ini akan pergi dalam jangka waktu yang cukup lama. Tapi Felly tetap menyembunyikan sifat ia yang harusnya berperilaku baik pada Christy. Karena ia tidak mau terbunuh oleh kerinduan. Ia harus tetap bersifat seperti biasa agar ia tidak rindu sangat oleh Christy. Ia tidak mau hidupnya di penuhi kerinduan, penyesalan, dan tangisan. Tapi semua itu tidak dapat dilakukan dengan baik. Felly terus memikirkan baik baik. Bagaimana cara ia menjalani hidup tanpa Christy.
Waktu demi waktu..
Hari demi hari..
Bulan demi bulan..
Christy mulai mempersiapkan segalanya untuk di Australia nanti. Ia mulai berpamitan kepada teman-teman, sahabatnya, keluarga, dan Kevin. Felly tetap bersikap seperti biasanya. Merasa tak peduli. Padahal di balik ketidak peduliannya ada rasa peduli. Dibalik rasa sombongnya ada kebaikan. Dibalik rasa benci ya ada rindu. Tapi Felly bingung harus mulai dari mana. Ingin ia rasanya ikut bersama Christy ke Australia. Karena disurat tersebut tertulis 'Aku berharap kau selalu bersama ku sampai selama-lamanya'. Tapi sangat tidak mungkin. Karena tinggal 2 bulan lagi waktu Christy di Jakarta ini.
Hingga suatu saat Felly bertemu ide. Ia mau membalas surat rahasia Christy tersebut. Lalu ia menulis surat tersebut:
" Bingung rasanya harus mengungkapkan perasaanku dari mana.
Sebab aku tak pernah menulis surat untuk orang yang aku sayangi.
Hanya ada kata 'sesal' dan 'terimakasih' yang ada di otakku.
Entah harus mengucapkan apa lagi untuk membalas semua kebaikanmu selama ini.
Sungguh, ini hal paling ku sesali se umur hidupku.
Entah kenapa Tuhan baru beri tau sekarang.
Ternyata orang yang selama ini ku cari.
Orang yang selalu aku inginkan dan impikan itu,
Ada di sampingku.
Ya, di sampingku.
Terimakasih untuk semuanya.
Semuanya.
Segalanya.
Ah bingung mau tulis apa lagi.
Seharusnya sekarang aku meminta mu untuk menulis surat kepada orang yang aku sayangi.
Tapi mulai sekarang aku harus belajar mandiri.
Terimakasih atas surat rahasianya.
Aku tau aku harus mandiri karena orang yang selalu menolongku harus pergi menolong orang lain.
Semoga kau sukses di sana.
Jangan pernah lupakan orang yang baru menyesal ini.
Memang, penyesalan selalu datang belakangan.
Tetap semangat ya! Sekarang Felly yang semangatin ya!
I love you . . .
With big love,
FELLY. "
Lega rasanya setelah menulis pesan itu. Tapi Felly harus memberinya lewat apa? Sangat tak mungkin memberi langsung kepada Christy. Felly mau, Christy membaca seperti Felly membaca suratnya. Lalu Felly menyuruh mama membersihkan kamarnya. Seperti biasa, mama menyuruh Christy. Dan Christy selalu menuruti perintah orang tua. Dan saat sedang membereskan meja belajar, tepatnya membersihkan tumpukan-tumpukan kertas, Christy melihat surat itu.
Lalu apakah yang terjadi?
Apakah Christy menangis?
Atau Christy membuang surat tersebut?
SIMAK DI EPISODE BERIKUTNYA......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar